09 Januari 2009

moving class 2 dari yang terakhir


Setelah dari Istana Negara kami (kelas akselerasi) akan mengunjungi sebuah desa yang bernama desa Gumati yang tepatnya berada di Sentul bagian selatan. Kami sudah tidak sabar ingin menuju ke sana. Rasanya seperti ingin menuju ke surga. Soalnya kata tante Fitri -Mama Gina- ada ATV yang sudah siap menunggu kita. Aku berada dalam satu mobil – Nissan Livina – dengan Arsa, Adya, Santo, dan Ai. Keluar dari jalan tol bogor kami mendapati udara di sekeliling kami sangat segar, seperti di puncak. ”kayaknya gw pengen ke sini deh” kata Ai. Tapi aku tak menghiraukan dia. Lagian kami semua yang berada di mobil sedang menikmati dinginnya dan sejuknya angin di daerah Sentul ini. Di tengah jalan antara dari keluar tol sampai desa Gumati aku mendapati ada truk yang mogok dengan posisi kepala mobil berada di jalan dan badannya berada di rumput / keluar jalur. Ai ingin memfotonya tapi terhalang oleh kepalaku. Kemudian, waktu mobil yang kami tumpangi ini belok kanan, kami tidak sadar bahwa kami masuk pedesaan, banyak rumah-rumah orang yang kecil, dan ada tempat hajatan di sebelah kiri. Lebih jauh lagi, kami menjumpai ladang jagung dan sawah-sawah yang mengelilingi kita. Seperti kita berada di pedesaan aja. Tiba-tiba, di depan ada plang besar bertuliskan DESA GUMATI, tanda kami telah sampai. Di dalam hati kecilku aku bersorak gembira. Lalu, mobil ini menuju ke tempat parkir dan kami diturunkan di situ. Kami berkumpul di gazebo yang telah dipesan dan disuruh untuk menunaikan shalat terlebih dahulu, setelah itu ganti baju dan makan siang. Menunya lumayan enak, antara lain : Ayam, bihun goreng, capcay, calamari, dan lain-lain. Pada saat kami lagi makan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Setelah makan, kami menunggu sampai hujan reda. Tetapi, hujannya belum reda juga. Sambil menunggu hujan reda, beberapa cowok aksel melihat orang yang sedang bermain billiard di restorannya Desa Gumati, tapi tak lama kemudian kamipun balik. Kami bermain ala takeshi castle atau benteng takeshi, kami berfoto bersama, dan bercanda ria. Tiba-tiba, Aku, Adya, dan Santo menaiki dokar. Dan dokar itu kelihatannya ngebut banget. Setelah itu hujan reda tetapi pada saat kami menanyakan tentang ATVnya, ternyata kata tante Fitri ATVnya rusak, kami kecewa. Tapi untung permainan outboundnya sudah dimulai. Jadi, agak seperti mengobati rasa kecewaku.

Karena gerimis lagi, outbondnya dilakukan di gazebo yang besar, kami main game-game mini bersama. Rasya – anaknya bu Yulinda - dan Adrian – adiknya Hanif -, ikutan main bersama. Habis itu baru kita main di lapangan secara langsung. Di lapangan kami bermain 3 game, tapi yang paling seru Flying Fox. Soalnya Flying Foxnya melewati dan berada di tengah-tengah danau. Permainan pertama yaitu harus berjalan dengan dua tali yang terbentang lurus secara vertikal. Semua anak cewek bisa melakukannya, tapi di bagian cowok Santo doang yang nggak bisa. Katanya sih Santo terkena highpobia atau takut ketinggian. Game kedua sama kaya permainan pertama, tapi lebih menantang walaupun jarak tali terendah cuma 30 cm. Kita bisa jatuh kalau keseimbangannya nggak bagus. Game terakhir yaitu Flying Fox, 2 kata : Seru banget. Selesai itu kami mandi, dan pulang.

Aku, Adya, Ai, Arsa, dan Santo pulang terakhir di mobil mamanya Adya. Di perjalanan kami membicarakan bis ALS ( Angkutan Lintas Sumatra), bus angkutan tercepat di Indonesia. Gara-gara ada saingannya, Lorena. Dan kami pulang ke rumah masing-masing dengan gembira sekaligus lelah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar